Berita Bijak – Internasional, Senin (07/07/2025). Konflik di Timur Tengah kembali memanas dengan gelombang serangan udara besar-besaran yang dilancarkan militer Israel terhadap berbagai target Houthi di Yaman sejak Minggu malam hingga Senin dini hari. Pemboman ini menyasar infrastruktur vital, termasuk pelabuhan Hodeidah dan pembangkit listrik, sebagai respons atas rentetan serangan rudal dan pesawat nirawak Houthi terhadap Israel serta jalur pelayaran Laut Merah.
Serangan terbaru ini bukan hanya sekadar balasan militer. Ia adalah babak baru dalam eskalasi panjang antara Israel dan kelompok Houthi, yang menegaskan posisi mereka dalam konflik yang lebih luas di kawasan. Houthi, yang bersekutu dengan Iran, berulang kali menyatakan tindakan mereka adalah bentuk solidaritas dengan rakyat Palestina di Gaza. Balasan rudal Houthi ke Israel segera menyusul, menciptakan siklus kekerasan yang tak berujung.
Dampak Kemanusiaan yang Memilukan
Serangan-serangan ini membawa konsekuensi kemanusiaan yang sangat berat. Yaman, yang sudah terjebak dalam krisis kemanusiaan terparah di dunia akibat perang saudara berkepanjangan, kini harus menghadapi dampak tambahan:
- Terhambatnya Bantuan: Rusaknya pelabuhan dan infrastruktur kunci mengancam pasokan makanan, obat-obatan, dan bahan bakar bagi jutaan penduduk yang sangat bergantung pada bantuan internasional.
- Peningkatan Penderitaan Sipil: Pemadaman listrik melumpuhkan rumah sakit dan sistem air bersih, memperburuk kondisi kesehatan dan sanitasi di tengah populasi yang rentan. Laporan tentang korban sipil, termasuk anak-anak dan wanita, terus bermunculan.
- Gelombang Pengungsian Baru: Konflik yang memanas memaksa ribuan keluarga meninggalkan rumah mereka, menambah jumlah pengungsi internal dan pengungsi regional.
Keheningan yang Membingungkan
Di tengah penderitaan yang meluas dan laporan mengenai dampak kemanusiaan yang kian parah, muncul sebuah pertanyaan yang tak terhindarkan dan sering menggema di berbagai forum internasional: mengapa dunia seolah bungkam ketika ada satu negara yang terus-menerus melancarkan serangan terhadap negara lain di Timur Tengah?
Pertanyaan ini merefleksikan rasa frustrasi dan keprihatinan mendalam di kalangan banyak pihak. Ada pandangan bahwa standar ganda diterapkan dalam respons global terhadap agresi militer. Kritik dialamatkan pada organisasi internasional dan kekuatan besar dunia yang dianggap kurang tegas atau bahkan pasif dalam menuntut akuntabilitas, mediasi konflik, atau menegakkan hukum internasional secara adil untuk semua pihak.
Fenomena keheningan ini memicu perdebatan tentang peran kekuatan global, geopolitik yang kompleks, dan prioritas internasional yang seringkali tampak condong ke satu sisi. Bagi jutaan jiwa yang hidup di bawah bayang-bayang serangan dan krisis kemanusiaan, keheningan dunia terasa lebih menyakitkan daripada ledakan bom itu sendiri. Ini adalah sebuah tantangan etis dan moral bagi komunitas global untuk merefleksikan komitmennya terhadap perdamaian dan keadilan universal.
+ There are no comments
Add yours