Lebih dari Sekadar Bajak Laut: Membedah Makna di Balik Bendera One Piece yang Ramai Diperbincangkan

3 min read

Berita Bijak – Hiburan, Minggu (03/08/2025). Di tengah hiruk pikuk menjelang perayaan kemerdekaan, sebuah fenomena unik mencuri perhatian: berkibarnya bendera tengkorak bertopi jerami di berbagai sudut kota di seluruh Indonesia. Bendera ini, yang dikenal sebagai “Jolly Roger” dari kelompok Bajak Laut Topi Jerami, berasal dari serial manga dan anime Jepang, One Piece.

Bagi sebagian orang, ini mungkin terlihat seperti tren penggemar biasa. Namun, bagi jutaan orang yang mengikutinya, bendera ini adalah simbol perlawanan yang sarat makna. Lantas, apa sebenarnya One Piece itu, dan mengapa simbol bajak lautnya begitu relevan hingga bisa menjadi medium aspirasi sosial di dunia nyata?

Apa Itu One Piece? Sebuah Saga Tentang Kebebasan

One Piece, yang diciptakan oleh Eiichiro Oda sejak tahun 1997, adalah salah satu serial manga terlaris sepanjang masa. Ceritanya berpusat pada petualangan Monkey D. Luffy, seorang pemuda dengan tubuh elastis seperti karet, yang bercita-cita menjadi Raja Bajak Laut dengan menemukan harta karun legendaris yang dikenal sebagai “One Piece”.

Namun, cerita ini jauh lebih dalam dari sekadar perburuan harta karun. Dunia One Piece adalah sebuah dunia yang luas dan kompleks, yang dikuasai oleh Pemerintah Dunia (World Government)—sebuah entitas otoriter yang menutupi sejarah kelam dan memerintah dengan tangan besi melalui angkatan lautnya, Marines. Di puncak kekuasaan, terdapat Tenryuubito (Naga Langit), kaum bangsawan dunia yang korup, hidup dalam kemewahan absolut, dan menganggap diri mereka dewa yang bisa melakukan apa saja tanpa konsekuensi.

Dalam dunia inilah Luffy dan krunya, Bajak Laut Topi Jerami, berlayar. Berbeda dengan citra bajak laut yang kejam, mereka justru seringkali menjadi pembebas. Petualangan mereka secara konsisten membawa mereka ke pulau-pulau yang ditindas oleh tiran, diktator, atau bahkan pejabat Pemerintah Dunia yang korup.

Mengapa Benderanya Begitu Bermakna? Simbolisme Perlawanan

Fenomena pengibaran bendera Jolly Roger Topi Jerami tidak bisa dilepaskan dari tema-tema utama yang diusung oleh One Piece. Bendera ini bukan sekadar lambang perompak; ia adalah representasi dari ideologi perlawanan.

  1. Perlawanan Terhadap Tirani dan Otoritas Korup: Musuh utama dalam One Piece bukanlah bajak laut lain, melainkan sistem yang menindas. Luffy dan kawan-kawan berulang kali menggulingkan rezim yang sewenang-wenang. Mereka membakar bendera Pemerintah Dunia, menantang para pejabat korup, dan membebaskan rakyat jelata. Semangat inilah yang diadopsi oleh sebagian masyarakat Indonesia—sebuah simbol perlawanan terhadap ketidakadilan dan kekuasaan yang dirasa sewenang-wenang.
  2. Kritik Terhadap Elitisme dan Ketidakadilan: Keberadaan Naga Langit dalam cerita menjadi cerminan sempurna bagi elite yang merasa punya hak istimewa dan tidak tersentuh hukum. Mereka hidup nyaman di atas penderitaan orang lain. Ketika masyarakat merasa ada jarak yang terlalu jauh antara pemimpin dan rakyat, atau ketika hukum terasa tajam ke bawah tapi tumpul ke atas, simbol perlawanan terhadap Naga Langit menjadi sangat relevan.
  3. Mencari ‘Kebenaran’ dan ‘Kebebasan’ Sejati: Harta karun “One Piece” diyakini bukan sekadar emas, melainkan sebuah kebenaran tentang sejarah dunia yang sengaja disembunyikan oleh Pemerintah Dunia. Perjalanan mencari One Piece adalah perjalanan mencari kebenaran. Dalam konteks dunia nyata, ini bisa dimaknai sebagai keinginan masyarakat untuk transparansi dan kebenaran dari para pemimpinnya.

Dari Dunia Fiksi ke Realitas Sosial

Ketika bendera Topi Jerami berkibar di jalanan Indonesia, itu adalah cerminan dari resonansi tema-tema di atas. Bagi banyak orang, terutama generasi muda, bendera ini menjadi cara yang “aman” dan simbolis untuk menyuarakan perasaan mereka:

  • Rasa frustrasi terhadap sistem yang dirasa tidak adil.
  • Keinginan untuk kebebasan berekspresi.
  • Penolakan terhadap arogansi kekuasaan.

Jadi, fenomena ini bukanlah sekadar tren sesaat. Ini adalah bukti bagaimana sebuah karya fiksi yang kuat dapat memberikan bahasa dan simbol bagi sebuah generasi untuk mengartikulasikan harapan, kekecewaan, dan perjuangan mereka. Jolly Roger Topi Jerami telah berlayar dari lautan fiksi Grand Line dan kini berlabuh di tengah-tengah diskursus sosial dan politik Indonesia, membawa pesan yang jelas: semangat untuk kebebasan tidak akan pernah padam.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours