Berita Bijak – Internasional, Kamis (14/08/2025). Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, memicu ketegangan internasional setelah secara terbuka menyatakan bahwa pemerintahannya tengah menjalankan “misi bersejarah dan spiritual” untuk mewujudkan visi Israel Raya (Greater Israel). Pernyataan yang disampaikan pada Kamis (14/8/2025) ini sontak menuai kecaman dari berbagai negara, khususnya di kawasan Timur Tengah.
Visi Ekspansionis Israel Raya
Dalam pidatonya yang disiarkan media lokal dan dikutip oleh berbagai kantor berita internasional, Netanyahu menegaskan bahwa ambisi tersebut bukan lagi sekadar wacana, melainkan tujuan utama pemerintahannya.
Rencana ekspansi itu mencakup:
- Seluruh wilayah Palestina (Tepi Barat dan Jalur Gaza)
- Sebagian besar Yordania
- Wilayah Lebanon dan Suriah
- Semenanjung Sinai milik Mesir
“Kami berada dalam sebuah misi bersejarah dan spiritual untuk merealisasikan tanah Israel yang sesungguhnya,” tegas Netanyahu.
Latar Belakang dan Eskalasi Retorika
Deklarasi ini dinilai sebagai peningkatan signifikan dari retorika kelompok ultranasionalis sayap kanan yang menjadi bagian dari koalisi pemerintahan Netanyahu.
Pada Sidang Umum PBB September 2023, Netanyahu sempat memicu kontroversi dengan menampilkan peta “Timur Tengah Baru” yang menghapus keberadaan Palestina. Namun, pernyataan terbaru ini menjadi konfirmasi paling eksplisit terkait niat ekspansionis resmi Israel.
Reaksi Keras Dunia Internasional
Tak butuh waktu lama, Arab Saudi dan Qatar menjadi negara pertama yang menyampaikan kecaman tegas.
- Arab Saudi menyebut rencana tersebut sebagai pelanggaran serius terhadap hukum internasional dan ancaman nyata bagi kedaulatan negara-negara di kawasan.
- Qatar menilai ambisi ini akan mengubur prospek perdamaian yang adil sekaligus mengancam stabilitas Timur Tengah.
Analisis Politik
Sejumlah analis meyakini bahwa pernyataan Netanyahu bertujuan untuk memperkuat dukungan dari basis politik sayap kanannya di dalam negeri. Namun, langkah tersebut diprediksi akan semakin mengisolasi Israel di panggung global dan memupus peluang solusi dua negara yang selama ini didorong oleh mayoritas komunitas internasional.
+ There are no comments
Add yours