Palangka Raya – Penularan kasus HIV/AIDS di Kalimantan Tengah (Kalteng) terus menunjukkan peningkatan yang signifikan. Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kalteng, sepanjang Januari hingga Juni 2024, total kunjungan terkait HIV/AIDS dan Penyakit Infeksi Menular Seksual (PIMS) mencapai 32.654 kunjungan. Dari jumlah ini, sebanyak 26.204 orang menjalani tes HIV.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kalteng, Riza Syahputra, menyatakan bahwa dari 26.204 orang yang menjalani tes HIV, ditemukan 244 orang positif terinfeksi HIV. Selain itu, terdapat 145 Orang dengan HIV (ODHIV) baru yang telah memulai terapi antiretroviral (ARV). Jumlah layanan Pengobatan Dukungan dan Perawatan (PDP) di Kalteng juga terus meningkat.
“Program pencegahan dan pengendalian HIV/AIDS serta PIMS pada 2020 hingga 2024 secara nasional memiliki tujuan untuk menurunkan infeksi baru HIV, mengurangi angka kematian akibat AIDS, menghilangkan diskriminasi terhadap Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA), dan menekan penularan infeksi baru HIV, sifilis, serta hepatitis B pada bayi,” jelas Riza.
Peningkatan layanan PDP juga menjadi fokus utama, dengan jumlah layanan yang bertambah setiap tahunnya. Pada tahun 2019, terdapat 8 layanan PDP. Jumlah ini meningkat menjadi 20 layanan di tahun 2022, tersebar di 10 rumah sakit dan 10 Puskesmas. Tahun tersebut juga diusulkan penambahan 27 layanan PDP baru, yang semuanya telah diaktivasi oleh pusat.
Tahun 2023 mencatat peningkatan pesat dengan 52 layanan PDP, dan saat ini jumlah layanan mencapai 62. Terdiri dari 44 Puskesmas, 14 rumah sakit pemerintah, dan 3 rumah sakit swasta, upaya perluasan layanan terus dilakukan, termasuk mempersiapkan layanan kesehatan non-pemerintah untuk dapat berfungsi sebagai layanan PDP.
Secara geografis, Kota Palangka Raya menjadi penyumbang kasus tertinggi dengan 208 kasus, diikuti oleh Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) dengan 119 kasus, dan Kotawaringin Barat (Kobar) dengan 81 kasus. Sementara itu, Katingan mencatat 24 kasus, Barito Selatan dan Barito Utara masing-masing 19 kasus, Lamandau 17 kasus, Murung Raya 15 kasus, Sukamara 13 kasus, Barito Timur 10 kasus, Kapuas 8 kasus, Seruyan 5 kasus, Pulang Pisau 1 kasus, dan Gunung Mas mencatat nol kasus.
Peningkatan kasus ini menggarisbawahi perlunya peningkatan upaya pencegahan dan pengendalian secara menyeluruh, baik dari pemerintah maupun sektor kesehatan swasta, untuk menekan laju penyebaran HIV/AIDS di Kalimantan Tengah.
+ There are no comments
Add yours