Asyura: Sebuah Nyanyian Abadi dari Pengorbanan

2 min read

Berita Bijak- DIKARI, Minggu (06/07/2025). Di tengah pisan waktu yang terus berputar, Hari Asyura kembali menyapa. Bukan sekadar penanda kalender, melainkan gema abadi dari sebuah tragedi yang mengukir luka di hati semesta, di padang kerontang bernama Karbala.

Pada hari ini, 10 Muharram, jiwa-jiwa bergetar mengenang Imam Husain bin Ali, Sang Cucu Nabi, permata dari Cahaya Langit, yang menolak tunduk pada tirani yang hendak merenggut kemurnian Risalah. Ia bukan mencari takhta dunia, melainkan menegakkan mahkota kebenaran yang direnggut oleh kegelapan Yazid.

Dari Madinah, ia mengayunkan langkahnya, membawa serta keluarga dan segelintir pengikut setia. Sebuah perjalanan menuju takdir, menuju sumur duka di mana pasir akan menjadi saksi. Di Karbala, sungai Eufrat berbisik kejam, menolak setetes air untuk bibir-bibir yang kering, untuk anak-anak yang merintih. Namun, di tengah kepungan dan dahaga, bara keimanan Imam Husain tak pernah padam.

Pada hari yang dinamakan Asyura, fajar menyingsing dengan warna darah. Tujuh puluh dua jiwa suci, laksana bintang-bintang yang berani menentang badai, bertarung demi panji kebenaran. Mereka gugur satu per satu: putra, saudara, keponakan, bahkan seorang bayi tak berdosa, Ali Asghar, meregang nyawa di pangkuan sang Ayah. Setiap tetes darah adalah tinta yang menuliskan syair pengorbanan abadi.

Puncaknya, Sang Imam Husain, dengan tubuh berlumur luka, berdiri tegak di tengah medan yang meratap. Ia tak menyerah, tak goyah, hingga akhirnya jasadnya tumbang, memeluk syahadah, memeteraikan kebenaran dengan jiwa dan raga. Ia telah menunaikan janjinya, menancapkan tonggak keadilan yang takkan runtuh.

Asyura, lebih dari sekadar sejarah, adalah Titik Balik kesadaran manusia. Ia mengajarkan bahwa hidup ini adalah pilihan: antara tunduk pada kezaliman atau berdiri gagah demi kebenaran, walau harus kehilangan segalanya. Imam Husain adalah mercusuar yang tak pernah padam, sinarnya menembus kegelapan zaman, membimbing setiap jiwa yang merindukan keadilan.

Di hari yang mulia ini, dari segala penjuru, umat merenungi. Bukan hanya air mata yang tertumpah, tapi janji untuk meneladani. Untuk menjadi Husain di era kita, berani bersuara di hadapan penindasan, menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, dan menjaga lentera kebenaran agar tak redup oleh badai dunia. Asyura adalah seruan, gema tak putus dari sebuah pengorbanan yang menggerakkan hati, dari dulu, kini, hingga nanti

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours