Berita Bijak – Internasional, Sabtu (19/7/2025). Abu Ubaidah, juru bicara sayap militer Hamas, Brigade Al-Qassam, menyatakan dalam sebuah rilis video pada hari Jumat (18/7/2025) bahwa Israel telah menolak proposal untuk kesepakatan gencatan senjata yang komprehensif. Kesepakatan tersebut, menurut Hamas, mencakup pembebasan semua tawanan yang ditahan di Gaza.
Dalam pernyataannya yang disiarkan oleh berbagai media internasional termasuk Al Jazeera, Abu Ubaidah menuduh pemerintahan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, tidak memiliki minat yang tulus untuk memulangkan para tawanan, terutama yang berlatar belakang militer. Ia menegaskan bahwa prioritas Hamas adalah mencapai kesepakatan yang menjamin penghentian perang secara permanen, penarikan penuh pasukan Israel dari Jalur Gaza, dan kelancaran masuknya bantuan kemanusiaan.
Abu Ubaidah juga memperingatkan, jika Israel menarik diri dari putaran negosiasi yang sedang berlangsung—yang dimediasi oleh Qatar dan Mesir—maka Hamas tidak dapat menjamin akan kembali ke proposal-proposal parsial di masa depan. Ini merujuk pada negosiasi yang membahas pertukaran sejumlah kecil tawanan dengan tahanan Palestina dalam kerangka gencatan senjata sementara.
Hingga saat ini, belum ada tanggapan resmi dari pihak pemerintah Israel mengenai klaim spesifik dari Abu Ubaidah tersebut.
Negosiasi gencatan senjata antara kedua belah pihak diketahui telah berulang kali menemui jalan buntu. Pihak Israel, seperti yang dilaporkan oleh media seperti The Jerusalem Post pada pekan sebelumnya, mengklaim bahwa Hamas-lah yang menolak proposal yang diajukan mediator dengan bertahan pada posisi yang tidak memungkinkan tercapainya kesepakatan.
Perbedaan utama dalam negosiasi tetap berpusat pada tuntutan Hamas untuk gencatan senjata permanen, yang sejauh ini ditolak oleh Israel yang menyatakan tujuannya adalah melenyapkan kemampuan militer Hamas sepenuhnya.
+ There are no comments
Add yours